Narasi Sahabat Alumni 1972: Dr. Dra. Hj. Nurhayati Zain, B.A., M.A



[11/21, 10:35] Nurhayati 1972: Assalamu'alaikum wr wb  Wan.  Sahabatku, kalau perlu portopolio  bia dari siko wak tulis kan yo ( biar di sini saya tuliskan, ya) nama  Nurhayati Zain,   yaitu nama yg diberikan orang tuaku yg melekat sampai sekarang pada diriku.  Dilahirkan oleh ibuku  pada tgl 9  Mai  1953  di Bukittinggi. 

Aku nomor 6 dari 7 orang bersaudara.  Sejak kecil orang tuaku mengasuh kami bersama  dengan saudara 2 kami lainnya  ( sepupu ) dikumpulkan bersama menjalani kehidupan dan pendidikan  berdisiplin. Bapakku keluaran  sekolah Normal Islam, seangkatan dg bpk H. . Bahrum Sutan Kayo setingkat dibawah  dari bapak  Darami Yunus . 

Aku menjalani pendidikan Tk di Bukittinggi tidak tamat, karena pergolakan negeri kita, aku dibawa pulang kampung , dan akhirnya pindah ke  Padang.  Di sinilah aku menjalani pendidikan  mulai dari SR ( Sekolah Rakyat ) sampai sekarang. 

Tamat SR  masuk ke PGAN 6 th, Padang di Jati. Dari situlah aku melanjutkan ke Fakultas Tabiyah  IAIN Imam Bonjol Padang mulai th 1972  sampai th 1978 jurusan pendidikan bahasa Arab ( BA).  Begitulah  aku  bersahabat dengan banyak teman dan kawan sesama  pendidikan.  Banyak kenangan yg dialami selama menjalani pendidikan .sampai ke tingkat S3.  

Banyak kenangan getir-manisnya juga. Waktu menjalani pendidikan keluargaku mengalami ekonomi yg sulit, karena itu kami masing masing  ikut berusaha  sampingan untuk  mendukung pendidikan masing masing. Aku pernah bekerja , mendirikan sekolah  MDA, TPA dan TPSA  kecil kecilan. 

Lembaga itu masih berdiri sampai sekarang. Pada tahun 1975 -1976. Aku pernah bekerja sebagai penyiar  di SBS ( Sakato Broadcasting System ) dibawah asuhan RRI Padang. Sebelumnya sudah aktif juga di RRI Padang.  Setamat sarjana  muda  aku  dapat kesempatan mengajar di PGAN dan PGA swasta yg ada  di Padang  misalnya di PGAN tempat praktek mengajar dulu, PGA penyantun, PGA Muhammadiyah, PGA Parak Laweh, bahkan selalu ditunjuk menjadi wali kelas terakhir. Memang menyibukkan, namun  menyenangkan . 

Menyenangkan, karena kita bergaul dengan remaja  dlm pendidikan. Setiap melepas murid-murid yg tamat itu memang menjadi berkesan. Di samping itu aku didorong  oleh Dosen-dosen kita utk terus melanjutkan  ke tingkat sarjana lengkap . Walau uang pendaftaran kuliah waktu itu belum ada, tetapi  teman teman yg ikut mendorong untuk  melanjutkan ke tkt itu hanya 3 orang yaitu aku, teman karibku Suasni  dan Ali Amran.  

Dengan rahman dan rahim Allah swt kami  ditakdirkan  sama sama tamat  sarjana lengkap, tahun 1078  . Dan bahkan tahun itiu aku diberi Allah berkesempatan dapat SK sebagai PNS  tapi bukan bekerja sebagai  dosen, tetapi ebagai pegawai Perpustakaan. 

Awalnya aku menerima SK tersebut dg bersyukur, diikuti kesedihan . Karena kita berharap dapat sama sama dengan teman lain sebagai asisten Dosen, sementara  pandangan masyarakat wkt itu menganggap kerja perpustakaan  itu kerja mati, yakni duduk dalam tumpukan buku tanpa ditoleh oleh banyak orang,  namun kiranya Allah mempetlihatkan kasih sayang-Nya, dengan memberikan rentetan rahmat yg tiada tara dari dunia perpustakaan. Alhamdulillaah, Aku jadi bersyukur dan minta ampun kepada Allah atas kurnia besar  yg aku jalan dari tugas PNS itu.

[11/21, 10:35] Nurhayati 1972: Rentetan kurnia Allah itu adalah aku dapat berkenalan dan bekerjasama dengan pakar-pakar  ilmu Perpustakaan se-Indonesia, bahkan sedunia. Berjuang mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memberi    dan menyediakan informasi, mencerdaskan  para  ilmuwan  dan pencari ilmu. Dan hebatnya lagi  dapat berjuang menaikkan status pekerja perpustakaan menjadi  PNS yg  dibutuhkan para ilmuwan  dengan terbitnya keputusan presiden thn 1988  tentang  jenjang pangkat pustakawan, sehingga petugas perpustakaan bisa berkiprah sejajar dengan PNS lain. 

Dan yg  bersyukurnya kita  adalah pustakawan berhasil mendirikan satu jurusan  Ilmu Perpustakaan di IAIN IB  nomor dua. Yg pertama berdiri jurusan ilmu perpustakaan  di IAIN Arraniri Aceh. Dosen awal diambil dari teman teman Pustakawan IKIP-UIN, Unand, Perpustakaan Daerah Sumbar. Jurusan ini terus berkembang sampai sekarang. Sudah menghasilkan sarjana  yg sudah dapat berkiprah di berbagai lembaga pendidikan dan instansi lainnya. 

Adapun rentetan nikmat  Allah pribadi debagai PNS  itu aku dapat pertambahan  ilmu mengerjakan dunia perpustakaan dg baik, mengantarkan aku memenuhi undangan ke tempat tempat mulia, yakni aku diundang Gubernur  sumbar ke ruangannya menerima hadiah pustakawan teladan Tk sumbar, terus aku diundang ke Istana Negara Indonesia  untuk menerima hadiah itu juga pada upacara kemerdekaan RI Th 1992. 

Ada rasa bangga  dan bersyukur  dapat bersalaman  dan makan bersama Presiden Suharto ( waktu itu).  Lebih betsyukur lagi dapat hadiah mengunjugi tempat paling mulia dimuka bumi ke Makkah dan Madinah menunaikan ibadah Haji dan Umrah.  Puncak kebahagiaan yg tiada tara bagiku. Jadi Allah sebenarnya memberi aku kurnia terbaik dari PNS jalur perpustakaan. 

Selanjutnya lagi, aku diundang ke daerah- daerah se-Indonesia memberi ilmu yg diberi Allah itu. Jadilah Aku diberi kesempatan jalan-jalan ke  daerah, kota dan kabupaten, bahkan sampai ke Malaka , Kualalumpur, Singapura, padahal ilmuku sangatlah sedikit, namun dapat membawa aku  berjumpa dg para pejabat dan  pekerja ilmu pengetahuan. 

Puncak pekerjaanku   SK PNS  itu dipindahkan dari Pustakawan menjadi Dosen Ilmu Perustakaan  sejak tahun 2004  sampai batas pensiun. Walaupun aku sudah pensiun sekarang ini, aku masih menerima SK  sebagai pembina  dalam organisasi IPI ( Ikatan Pustakawan Indonesia ) Tingkat Sumbar. emoga bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengabdian Warga Muhammadiyah: Rekonstruksi Kiprah H. Amran dalam Pendidikan